Kebun Raya Bogor adalah Salah Satu Tempat Wisata di Bogor ( Sejarah )

By | Juni 9, 2022
Kebun Raya Bogor adalah Salah Satu Tempat Wisata di Bogor. Secara geografis Kota Bogor berada di ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan air laut. Suhu udara rata-rata tiap bulannya ialah 26°C dan kelembapan lebih kurang 70%. Temperatur rerata paling rendah di Bogor ialah 21,8°C, paling umum terjadi di bulan Desember dan Januari.
Pintu utama Netherlands Plantentuin te Buitenzorg pada tahun 1870

Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor adalah Salah Satu Tempat Wisata di Bogor. Secara geografis Kota Bogor berada di ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan air laut. Suhu udara rata-rata tiap bulannya ialah 26°C dan kelembapan lebih kurang 70%. Temperatur rerata paling rendah di Bogor ialah 21,8°C, paling umum terjadi di bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dikuasai oleh angin muson, bulan Maret sampai bulan Mei dikuasai oleh angin muson barat.

Kemiringan permukaan tanah Kota Bogor sekitar di antara 0–15% dan sejumlah kecil wilayahnya memiliki kemiringan di antara 15–30%. Tipe tanah nyaris di semua daerah ialah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efisien tanah lebih dari 90 cm dan struktur tanah lembut dan memiliki sifat cukup sensitif pada erosi. Bogor berada pada kaki Gunung Salak dan Gunung Besar hingga benar-benar kaya hujan.

Angin laut dari Laut Jawa yang bawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik dengan tiba-tiba di daerah Bogor hingga uap air langsung terkondensasi dan jadi hujan. Nyaris tiap hari turun hujan di kota ini dalam satu tahun (70%) hingga dipanggil Kota Hujan. Kekhasan cuaca lokal ini digunakan oleh beberapa perencana penjajahan Belanda dengan jadikan Bogor sebagai pusat riset botani dan zoologi yang dilanjutkan sampai sekarang ini dan menjadi salah satu Tempat Wisata di Bogor, Kota Bogor memiliki riwayat yang panjang dalam pemerintah, ingat semenjak jaman Kerajaan Pakuan Pajajaran sesuai bukti-bukti yang ada seperti prasasti Batu Catat dan nama daerah, seperti Lawang Gintung, Lawang Saketeng, Jerokuta, Baranangsiang dipercaya sebagai nama yang terkait dengan kehadiran Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Begitu juga dipercaya jika Pakuan sebagai ibu-kota Kerajaan Pakuan Pajajaran berada di Kota Bogor. Sebagai karena penyerangan prajurit Kesultanan Banten ke Pakuan Pajajaran, catatan berkenaan Kota Pakuan itu lenyap, baru tersingkap kembali sesudah hadirnya kelompok ekspedisi beberapa orang Belanda yang dipegang oleh Scipio (1687), Adolf Winkler (1690) dan Abraham van Riebeeck di tahun 1703 (Zakaria, 2000: 169). Berdasar laporan Scipio, tergambarkan jika di daerah pedalaman itu didapat panduan akan ada tangan-tangan peradaban yang sempat sentuh daerah itu.

Panduan yang diartikan ialah ditemukan pohon buah-buahan yang di perbudidayakan, pekarangan yang luas, jalan, puing-puing parit, batuan-batuan dengan berbagai ukuran yang tersusun secara teratur, dan lain-lain (Haan, 1911: 151-192). Mereka bertiga sebagai pelopor dibukanya perkampungan-perkampungan baru, lakukan riset Prasasti Batutulis dan beberapa situs yang lain untuk memberikan keyakinan Bogor sebagai pusat Pemerintah Kerajaan Pakuan Pajajaran dan menjadi salah satu Tempat Wisata di Bogor,  Sesudah pembukaan itu, Bogor jadi tempat berkunjung beberapa petinggi pemerintah penjajahan atau beberapa periset asing karena keelokan alam dan kekayaan keragaman hayatinya.

Di tahun 1745 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff membuat Istana Bogor yang di periode selanjutnya jadi sisi fokus pembangunan Jalan Raya Pos (grote postweg) periode Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels menyambungkan Batavia (Jakarta) dengan Bogor. Gubernur Jenderal memakai istana itu sebagai tempat beristirahat. Gagasan tempat beristirahat itu di inspirasi dari satu mode yang menggejala di Eropa pada periode itu, terutamanya dari Frederik de Groote, Raja Prusia di tahun 1740 (Wall, 1933). Saat itu Frederik membuat lokasi yang cantik dan membahagiakan dengan bangunan tamannya di Postdam. Raja yang mempunyai talenta seni dan menyimpan perhatian pada sastra Perancis dan beberapa senimannya itu, memberikan nama JURNAL PANALUNGTIK Vol. 3, No. 2, Desember 2020 : 129 – 141 131 pada tempat peristirahatannya “Sans-souci”, kata dengan bahasa Perancis yang memiliki arti tanpa masalah.

Demikian pula bangunan tempat beristirahat yang dibangun van Imhoff di lokasi yang saat ini disebutkan Istana Bogor dinamakan Buitenzorg yang memiliki arti tanpa masalah (zonder zorg). Pada periode pemerintah penjajahan Inggris dengan Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles (1811–1816), Bogor alami perubahan cepat.

Istana Bogor diperbaiki dan beberapa tanahnya jadi Kebun Raya (Botanical Garden). Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengaryakan seorang perancang kota (planner) yang namanya Carsens untuk mengatur Bogor sebagai tempat beristirahat. Daerah Bogor yang asri dan sejuk, semenjak dibuka oleh beberapa petualang Belanda sudah jadi target lawatan beberapa ekspatriat Eropa. Tetapi antara semua lawatan itu, yang terkesan ialah lawatan ke Netherlands Plantentuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor).

Antara 20 s/d 30 kebun tropis yang dibikin oleh negara penjajahan dari berbagai kemampuan Eropa, cuma tiga yang memperlihatkan kelebihannya, yakni di Calcutta (India), Pasadenia di Ceylon (Srilanka), dan Nether Lands Plantentuin te Buitenzorg di Bogor (Baehaqie, 2009: 25). Kota Bogor dalam konteksnya sekarang sudah memunculkan persoalan baru, mempunyai jarak yang tidak terlalu jauh dengan ibukota Jakarta, Kota Bogor sudah jadi kota transit khususnya untuk beberapa aktor yang bekerja di Jakarta. Dengan status yang begitu, mengakibatkan tingginya tingkat tempat tinggal.

Beberapa penghuni biasanya tiba di luar Bogor. Kemacetan dan kekusutan jalan raya ialah persoalan sehari-harinya panorama umum sore dan pagi hari di Kota Bogor. Jadikan Kota Bogor sebagai tempat beristirahat yang sejuk dan tenang seperti di periode lalu, masihlah jauh dari keinginan. Kebun Raya Bogor sebagai kreasi manusia periode lalu yang sampai saat ini masih digunakan. Eksperimen manusia periode lalu diperlihatkan dengan persiapan tempat dan penanaman pohon-pohonan dan bangunan-bangunan.

Sebagai kreasi manusia periode lalu, Kebun Raya Bogor tidak pernah diteliti dan ditelaah secara arkeologis. Dengan begitu, pengkajian ini sebagai pengkajian arkeologis pertama dengan object Kebun Raya Bogor. Ini berlainan dengan tinggalan sejarah-arkeologi lain yang kewilayahan ada di area yang serupa walau secara administratif saat ini berlainan. Tinggalan yang diartikan ialah tinggalan periode Kerajaan Tarumanegara yang berada di Kabupaten Bogor.

Advertisements

Salah satunya pengkajian berkaitan kehadiran Kerajaan Tarumanegara ialah tulisan Endang Widyastuti (2013). Pengkajian itu ungkap argumen penguasaan Kerajaan Tarumanegara di daerah hilir Cisadane, yakni kekuatan tambang emas di wilayah itu. Deskripsi mengenai riwayat, beberapa bangunan, dan sekitar lingkungan Kebun Raya Bogor penulis jabarkan dengan memakai riset kualitatif, yakni pencarian data kepustakaan, dan pengamatan lapangan. Deskripsi yang sudah dilakukan dalam aktivitas pengamatan diperlengkapi dengan lakukan aktivitas pengambilan foto pada situs/object sebagai konsentrasi pengkajian penulisan. Apa sarana yang berada di teritori kebun raya dan bagaimana keadaan kehadirannya sekarang sebagai persoalan yang hendak dibahas dalam tulisan ini. Adapun arah penulisan ini ialah memberikan deskripsi berkenaan perjalanan riwayat sisi dari Bogor lewat pencarian beberapa tinggalan arkeologis (Gambar 1). Hasil tulisan ini diharap bisa menjadi saran dan dilakukan tindakan dengan hasilkan landscape peta kepurbakalaan hingga berguna sebagai bahan

Latar Belakang Kebun Raya Bogor

KEBUN Raya Bogor (KRB) sebagai kebun raya paling tua di Asia Tenggara. Umurnya mencapai dua era persisnya 204 tahun, KRB terus berevolusi jaga marwah pelestarian.Berdasar literatur Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI), umur kebun botani yang mempunyai 87 hektar itu dihitung saat Gubernur Jenderal Belanda, Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, mendirikannya pada 18 Mei 1817.Semenjak 2018, Kebun Raya Bogor masuk ke daftar Sementara Peninggalan Dunia atau Tentative Daftar Unesco World Heritage Site.Simak juga: Serunya Berkreasi Virtual Sekalian Belajar Flora dan Fauna di Kebun Raya Bogor Dalam situs itu, terdaftar, awalannya Kebun Raya Bogor cuma dipakai sebagai kebun eksperimen untuk tanaman perkebunan yang hendak dikenalkan di Hindia Belanda.

Kebun Raya Bogor , pada perubahannya pendirian Kebun Raya Bogor kenyataannya memulai perubahan ilmu dan pengetahuan di Indonesia, sekalian sebagai tempat berhimpunnya periset khususnya sektor botani di Indonesia secara terorganisasi pada jaman itu (1880-1905).Bermula dari Kebun Raya Bogor lah lahir beberapa lembaga ilmu dan pengetahuan seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Sesudah kemerdekaan, tahun 1949 ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg ganti nama jadi Jabatan Penyidikan Alam, selanjutnya jadi Instansi Pusat Penyidikan Alam (LLPA) untuk yang pertamanya kali diatur dan dipegang oleh bangsa Indonesia, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo.Simak juga: 5 Kebun Raya Terkenal di Indonesia Buat Tujuan Rekreasi KeluargaPada saat itu, LPPA punya 6 anak instansi, yakni Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriense, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Museum Zoologicum Bogoriensis dan Laboratorium Penyidikan Laut. Di umurnya saat ini, Kebun Raya Bogor yang sudah berumur 204 tahun mempunyai koleksi tumbuhan sekitaran 222 suku (kerabat), 1.257 Marga, 3.423 jumlah spesies dan 13.684 sampel, Kebun Raya Bogor sudah jadi tujuan rekreasi untuk banyak pelancong Indonesia dan dunia.

Baca juga : Destinasi Bogor Puncak Ter-Update

Kepala Kantor Pusat Riset Pelestarian Tumbuhan dan Kebun Raya Tubuh Penelitian Pengembangan Nasional (BRIN) Sukma Surya Kusumah menjelaskan sekarang ini, Kebun Raya menyokong lima peranan terbagi dalam pelestarian, riset, pengajaran lingkungan, rekreasi dan jasa lingkungan masih tetap digerakkan yang sama-sama bersinergi satu sama yang lain.

“Sesudah LIPI berubah jadi BRIN, terjadi pengaturan organisasi didalamnya terhitung Kebun Raya Bogor,” kata Sukma dalam penjelasannya.

Katanya, sekarang ini lebih konsentrasi lakukan penelitian dan pelestarian tumbuhan, pengendalian infrastruktur di Kebun Raya dilaksanakan oleh Kedeputian Sektor Infrastruktur Penelitian dan Pengembangan BRIN. Dan, peranan eduwisata dikerjasamakan dengan faksi swasta dengan keinginan dapat memaksimalkan kekuatan yang ada.

Jembatan Merah KBR

Berkaitan penyelenggaraan Glow, team periset flora dan fauna BRIN mulai lakukan pengkajian untuk meminimalisir imbas penyelenggaraan aktivitas itu. “Kami telah menginventarisasi tipe flora apa yang berada di tempat Glow untuk selanjutnya dipantau,” bebernya.

Dalam pada itu, Kepala Pusat Riset Lingkungan Hidup IPB Hefni Effendi, memandang jika pengembangan pembelajaran pelestarian dalam program Glow menjadi daya magnet golongan milenial untuk tiba dan mengenali riwayat, budaya dan kekayaan koleksi Kebun Raya Bogor.

“Khusus untuk Kebun Raya Bogor seharusnya masih tetap dilaksanakan pengkajian sepanjang penyelenggaraan Glow, untuk mitigasinya sementara bisa dilaksanakan lewat study rekomendasi publisitas ilmiah atau jurnal-jurnal,” sebut Hefni.

Nah itulah Kebun Raya Bogor adalah Salah Satu Tempat Wisata di Bogor.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *